Terdapat 3 kelompok manusia yang merusak makna kata, atau
bisa dibilang perusak bahasa karena mereka dianggap menggunakan bahasa
serampangan, seenak udelnya. Nah, kelompok yang pertama adalah politisi.
Persamaan dari penulis dan politisi adalah, mereka sama-sama doyan
berkata-kata. Perbedaannya, penulis yang gigih memiliki cita-cita setinggi
langit untuk “mengorek kata hingga ke putih tulang” (Chairil Anwar). Sementara
politisi yang gigih memiliki dorongan alami untuk membungkus hasrat setinggi
langit dengan kata-kata. Dengan kata-kata mereka berjanji, dengan kata-kata
mereka berdalih.
Mereka menggunakan bahasa untuk menjalankan strategi the art of being nonsense. Kata-kata
yang disampaikan oleh politisi di panggung politik jarang kita temukan
buktinya. Jangankan kata-katanya setajam pedang, kita justru melihat kata-kata
yang setumpul pikiran penuturnya.
Kelompok kedua yang serampangan dalam menggunakan kata
adalah para alayers. Mereka menulis
dengan cara akrobatik dan tidak risau menampakkan gejala-gejala dangkal pada
pemikiran mereka. Cara menulis Alay
adalah mode, seperti selayaknya fashion, gaya rambut, music dan lainnya. Alay adalah strategi remaja untuk
menyatakan keberadaan dan membedakan diri. Sebagian nanti akan jemu dan
merasakan strategi ini sudah tidak layak. Sebagian lagi mungkin tidak bisa
menentukan alternative lain dan tetap mempertahankannya kendati sudah tua.
Artinya, mereka tetap remaja. Mereka tidak bisa mematangkan diri, bahkan
mungkin sampai tumbuh uban di rambut.
Kelompok ketiga yang memiliki kecenderungan lebay dalam
berahasa adalah para motivator atau orang-orang yang memiliki hasrat meluap
untuk menjadi motivator. Mereka meyakini bahwa perubahan dimulai dari
penggunaan bahasa, banyak dari mereka gagal mengerem diri sendiri dari upaya
berlebihan. Misalnya, mereka tidak mau menggunakan “Selamat pagi!” tetapi
memilih “Semangat pageeeee!”.
*Rewrite dari
artikel karya A. S. Laksana dengan judul “Le Mot Juste” di rubrik Ruang Putih,
Jawa Pos edisi Minggu, 21 Oktober 2012
0 komentar :
Posting Komentar